watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PENGALAMAN BERSAMA SRI

Kisah ini murni pengalaman pribadiku yang
kualami saat aku baru naik ke kelas 2 SMU (kira2
6 tahun yang lalu). Namaku Adi anak ke-4 dari 8
bersaudara, waktu itu liburan kenaikan kelas baru
saja dimulai dan biasanya selalu aku rayakan
bersama teman2ku dengan acara2 seperti
berkemah di pantai atau menelusuri hutan
lindung yang berjarak puluhan kilo dari kota
kediamanku. Tapi saat liburan ini hal tersebut
diatas tidak dapat kami lakukan karena sebagian
besar teman2 dekatku itu menghabiskan liburan
mereka keluar kota / pulau (kotaku berada
dipulau Kalimantan) sehingga aku putuskan
untuk menghabiskan liburan kerumah nenekku
di kampung (kira-kira 143 Km dari kotaku).
Setelah menempuh perjalanan selama 1 hari
sampailah aku dirumah nenekku, waktu itu
sekitar jam 4 sore. Ternyata disana sudah ada
beberapa sepupuku (dari kota yg lain) yang juga
akan merayakan liburan mereka selama kurang
lebih 2 mingguan, umur mereka rata2 antara 8 -
12 tahun. Yang paling besar namanya Sri (anak
sulung dari adik mamaku, ketiga adiknya laki-laki
semua) berwajah manis dengan hidung yang
mancung dan kulit tubuh putih mulus, walaupun
baru kelas 1 SMP tetapi badannya sudah padat
berisi dan mulai berbentuk (bongsor).
Kejadiannya bermula ketika kami sama2 mandi
sore (sekitar jam 5-an) di sungai kecil yang
dangkal (kira2 100 m dibelakang rumah nenek)
saat itu secara tidak sengaja aku melihat kearah
Sri yang sedang membetulkan kain kembannya
yang kendur, betapa kagetnya aku begitu terlihat
selintas susu Sri yang mulai ranum dengan
puting yang kemerah2an (karena kulit Sri sangat
putih dan mulus). Aku merasakan kontolku
langsung ngaceng dan keras (maklum, untuk
umurku saat itu memang sedang tegangan
tinggi), lalu aku berfikir keras mencari cara untuk
mendekati Sri (kami sudah lama tidak bertemu,
sehingga kurang akrab).
Ketika aku tengah melamunkan hal-hal jorok
tiba-tiba Sri berteriak "Aduh !" dan secara reflek
aku menoleh kearahnya ternyata dia terpeleset
saat berjalan dipinggir sungai dengan segera aku
berlari kearahnya untuk menolongnya (saat itu
sepupu2ku yang lain sedang asyik bermain air
sambil mandi sekitar 15 m jaraknya). "Ada apa
Sri ?" tanyaku, "Aku terpeleset Bang waktu
hendak naik dari sungai " jawabnya sambil
meringis menahan sakit. Aku langsung
membopong tubuhnya ke tempat permandian
yang terbuat dari papan seluas 3 m persegi, lalu
membantu mengurut kakinya yang keseleo.
Pertama kali aku memijit kakinya Sri berteriak
kecil "Aduh! sakit Bang!", "Oke.. oke.. aku akan
memijitnya pelan-pelan" sahutku. Kemudian aku
mengendurkan pijitanku di sekitar kakinya,
sambil terus meringis Sri memejamkan matanya
menahan sakit "Wah, kesempatan untuk
mengintip nih!" fikirku sambil melotot kearah
susu Sri yang mulai berbentuk dan yang lebih
menggairahkanku kain kembannya yang basah
membuat susunya samar2 terlihat jelas dan
membayang. Semakin lama semakin asyik aku
memijiti kakinya sementara itu Sri cuma tinggal
memejamkan matanya saja tetapi suara
rintihannya sudah tidak terdengar lagi. Perlahan-
lahan aku mulai menggeser pijatanku dari engsel
kakinya kearah betis dan terus keatas betis tepat
dibelakang engsel lututnya "Wah, putih benar
kulitnya mana mulus lagi.." fikirku sambil
menelan ludah. Sekarang gerakan tanganku
bukan memijit lagi tetapi telah berubah jadi
mengelus-elus, sementara Sri semakin terpejam
dan samar2 kudengar suara nafasnya semakin
tidak beraturan "Sudah terangsang dia.." fikirku.
Tiba-tiba sepupu2ku yang tadi asyik mandi
sudah berada didekat kami "Ada apa Bang Adi?
Kenapa dengan kaki Kak Sri?" tanya mereka lugu,
aku dengan cepat menurunkan tanganku
kembali kearah engsel kaki Sri. "Ini, tadi dia
terpeleset di tepi sungai dan kakinya keseleo jadi
abang bantu membawanya kesini dan memijat
kakinya" jawabku enteng. Kulihat raut wajah Sri
yang menunjukkan sedikit kekecewaan karena
terganggu oleh adik2nya. Kemudian kami
beranjak pulang karena hari sudah mulai malam,
dengan agak terpincang Sri berjalan sambil
berpegangan denganku. Malam itu aku tidur larut
sekali karena keasyikan ngobrol dengan kakek
dan pamanku, ketika masuk kekamar tamu
kulihat sepupu2ku (yang laki-laki) sudah tidur
semua tetapi tidak beraturan sehingga aku tidak
melihat ada ruang untuk aku tiduri. Kemudian
aku keluar kamar berniat tidur di ruang TV, tiba-
tiba terdengar suara kakekku yang bertanya
mengapa aku tidak tidur di kamar tamu setelah
aku jelaskan beliau menyuruhku untuk tidur
dikamar nenek bersama nenekku (Kakekku
punya kamar sendiri bersebelahan dengan
kamar nenek).
Pertama-tama aku tidak melihat dengan siapa
nenek tidur diatas ranjangnya karena lampu
kamar yang sudah dimatikan dan hanya
bercahayakan lampu teplok (nenekku selalu tidur
dengan lampu minyak tanah yang digantung di
dinding kamarnya), aku langsung merebahkan
diri dilantai yang beralaskan tikar dengan sebuah
bantal itu. Sekitar sepuluh menit saat akan
terlelap tiba2 aku melihat ada yang berdiri dari
ranjang nenekku menuju keluar untuk buang air
kecil. Setelah kembali baru aku tahu bahwa yang
keluar barusan adalah Sri sepupuku "Kebetulan
nih.." fikirku, seketika itu pula hilang rasa
kantukku dan secara perlahan-lahan dengan
setengah berbisik aku bertanya "Gimana Sri
kakimu, masih sakit?" "Eh Bang Adi, belum tidur
Bang?" Sri balik bertanya. "Iya nih, aku baru saja
selesai ngobrol sama kakek dan paman. Jadi
keadaan kakimu gimana?" lanjutku bertanya.
"Masih sedikit sakit Bang, tapi agak mendingan
setelah diolesi nenek dengan minyak urut"
jawabnya. "Coba sini aku bantu pijiti" kataku asal,
"Memangnya abang belum pengen tidur?"
tanyanya "Iya, sekalian nungguin mataku
ngantuk" jawabku sekenanya. "Tapi pelan2 ya
Bang?" "Iyaa.." jawabku bersemangat. Dengan
posisi aku di lantai dan Sri berbaring diatas
ranjang (nenekku sudah lama terlelap) aku
memulai aksiku seperti tadi sore. Tapi untuk saat
ini aku tidak berlama-lama memijit bagian
kakinya yang sakit, karena utk sesaat kemudian
tanganku sudah berada tepat dibelakang lutut Sri
dengan gerakan membelai bukan memijit.
"Mmmh. geli Bang." ujar Sri sambil terpejam,
aku hanya diam. Sekitar sepuluh menit
kemudian kudengar nafasnya sudah mulai tak
beraturan, lalu aku mulai berani menaikkan
sasaran tanganku kearah pahanya yang putih
mulus (saat itu dia hanya mengenakan celana
pendek yang agak longgar). Sri kembali
mendesah lirih "Sshh.." sementara kedua
tanganku semakin gila menggerayangi kedua
pahanya yang semakin terbentang lebar. Untuk
sesaat kami masih sibuk dengan aktifitas yang
mulai memanas itu, lalu aku berinisiatif untuk
menyuruhnya turun dari atas ranjang "Coba
dibawah saja Sri sama Abang, nanti
mengganggu nenek" ajakku setengah berbisik. Ia
hanya mengangguk lemah menanggapi
ajakanku sambil turun kebawah secara perlahan-
lahan. Begitu Sri mulai merebahkan tubuhnya
disampingku, aku mulai melanjutkan aksiku
yang terhenti sejenak tadi. Semakin keatas
tanganku, semakin cepat pula dengusan nafas
Sri terdengar. Tanpa ragu-ragu aku mulai
menyentuh bagian pinggir celana dalam Sri
dengan jemariku, sesaat kemudian jari-jariku
sudah tepat berada dibagian depan cd-nya
"Ahhh." terdengar dengusan lirih yang panjang
dari Sri dengan mata yang tetap terpejam.
Kurasakan cairan kental yang mulai membanjiri
celana dalamnya semakin banyak. Ketika kulihat
mulutnya sedikit terbuka, dengan reflek aku
langsung menyumbat mulutnya dengan
mulutku "Ehh.!" serunya dengan mata melotot
menatapku sambil melongo. Aku terus
memainkan lidah dan bibirku didalam mulutnya
sekenanya (maklum aku juga belum pernah
berciuman dengan seorang gadis), sejenak Sri
terperangah. tetapi semakin lama kulihat
matanya semakin redup karena merasakan dua
sensasi kenikmatan di dua tempat yang berbeda
(bibir dan vaginanya). Kurasakan mulutnya mulai
bergerak bersamaan dengan lidahnya,
menyambut liarnya lidahku yang menari bebas
didalam mulutnya "Mmmmhhhh. sshhhhhh."
bunyi nafas kami bersamaan yang sedang
didera libido hebat. Sekarang aku mulai menjilati
bagian leher Sri yang jenjang hingga kebelakang
telinganya (foreplay ini kuketahui dari film2 bokep
yang sering aku lihat bersama teman-temanku)
seiring dengan pelukannya yang semakin erat
melingkari tubuhku, aku semakin liar. sesudah
beberapa kali lidahku bolak-balik menjilati leher
dan telinganya segera kuangkat baju kaos
oblong Sri yang sudah acak2an dengan maksud
membukanya. Agak susah juga karena baju
yang dipakainya agak sedikit ketat dan ketika aku
berhasil membukanya. ups!! Ternyata dia tidak
memakai BH! Sejenak aku tertegun menyaksikan
pemandangan indah dua bukit kembar yang
sedang mekar dan mulai mengeras dihadapan
mataku dengan kedua puting yang merah
menantang seolah-olah mengundangku untuk
mencicipinya. Dengan wajah malu2 Sri
menutupi kedua susunya dengan tangannya, tak
kubiarkan lama.. segera kuserang lagi bibir
mungil yang tersaji indah disampingku dengan
hebat. Hingga perlahan-lahan mulai kuturuni
leher Sri jengkal demi jengkal hingga. mulutku
tepat bersarang di puncak bukitnya yang sebelah
kiri!
"Ahhh.!" seru Sri merasakan rasa geli bercampur
nikmat di kedua puting susunya ketika lidah dan
mulutku secara bergantian menjilat dan
menyedot kedua bukit kembarnya dengan
rakus. Sementara mulutku sibuk, tanganku mulai
menyusup dari atas celana dalamnya
kepermukaan vaginanya. Kurasakan bulu-bulu
halus yang masih jarang tumbuh disana, lalu
dengan perlahan-lahan kumasukan jari tengahku
ke liang vaginanya yang masih sempit itu.
Kugesek ke kanan dan kiri ujung jariku
dipermukaan vaginanya "Ohhh. ahhh.
mmmmmhh." dengusan Sri semakin tak
terkendali, sesaat kemudian. "Aku mau kencing
Banghh." ucapnya lirih. Aku hanya diam sambil
mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari
tanganku di kedua daerah sensitifnya, lalu.
"Ahhh. ahhh. mmmmmhgh." secara tiba-tiba
Sri mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi
keatas. untuk beberapa detik kemudian
terhempas kebawah secara cepat "Dug.." bunyi
pantatnya yang montok ketika terhempas
kelantai. Aku rasakan jepitan yang lumayan keras
di liang vaginanya pada jariku dan berdenyut-
denyut kurang lebih 10 detik lamanya "Dia sudah
orgasme nich." fikirku sambil menghentikan
seranganku kemudian menatapnya dengan
tersenyum.
"Gimana yang, enak nggak?" tanyaku setengah
berbisik, dia hanya mengangguk sambil
tersenyum puas dengan kedua matanya masih
terpejam. Kemudian secara tiba-tiba Sri
merengkuhku kedalam pelukannya sehingga
kami sekarang saling berpelukan kembali dengan
posisi aku diatas dan dia dibawahku. "Enak Bang,
enaaak sekali." bisiknya ditelingaku sambil
mempererat pelukannya. Sri tidak peduli lagi
akan keadaannya yang sudah setengah bugil
pada bagian atas, dia seolah-olah tidak akan
melepaskanku lagi "Aduh. gue nanggung nih."
fikirku sambil membelai-belai rambut Sri yang
hitam sebahu itu dan mengecup keningnya. Tapi
kalo aku mulai lagi sekarang aku takut Sri nggak
merasakan sensasi sehebat yang tadi, jadi aku
biarkan dia beristirahat sejenak. Setelah kurang
lebih sepuluh menit kurasakan pelukannya mulai
mengendur lalu kuperhatikan wajahnya yang
cantik secara seksama, "ah.. sudah tertidur dia.."
gumamku setelah terdengar dengkur halus yang
teratur keluar dari hidungnya yang mancung.
Perlahan-lahan kulepaskan diriku dari pelukannya
lalu kuusap batang kontolku yang belum mati2
dari tadi, kubuka sedikit kaki Sri yang sedang
tidur terlentang dan tanganku mulai beraksi
mempereteli celana pendek dan celana dalamnya
secara bergantian sehingga tebentanglah
pemandangan indah tubuh seorang gadis belia
yang sedang mekar-mekarnya dihadapanku.
Dengan sedikit tergesa-gesa akupun mulai
menanggalkan seluruh pakaianku, lalu pelan-
pelan kuarahkan kepala kontolku ke liang vagina
Sri yang masih merah dan berbulu jarang itu.
Begitu hati-hati kugesek-gesekan kepala kontolku
ke vagina Sri dengan gerakan keatas dan
kebawah, semakin lama kurasakan semakin
banyak lendir licin dari liang vagina Sri yang
membasahi kepala kontolku. Tapi saat hendak
kutekan kedalam kurasakan liang vagina Sri yang
terlalu sempit untuk ukuran kontolku dan agak
sedikit sakit di kepala kontolku, "kalo aku jebol
perawannya sekarang berabe nih, soalnya nanti
darahnya akan membasahi tikar dikamar nenek"
fikirku. Kuputuskan untuk tidak memasukkan
kontolku terlalu dalam, hanya sepertiganya saja.
Setelah agak lama dan dengan bersusah payah
kutekan, kurasakan batang kontolku sudah
terbenam sepertiganya kedalam liang vagina Sri
lalu kupompa pantatku naik turun secara teratur
dan perlahan-lahan. Mulanya agak seret dan
sempit tetapi lama-kelamaan sudah mulai lancar
"mmhhhh. " dengusku sambil memperhatikan
wajah cantik Sri yang masih tertidur pulas. Makin
lama nafsuku makin tidak terkendali sehingga
gerakan pantatku semakin cepat, tiba2 Sri
terbangun. "Bang.!" serunya tertahan begitu
melihat tubuhku sudah berada diatas tubuhnya
dalam keadaan telanjang bulat dengan batang
kontolku menghunjam diselangkangannya.
Tanpa menghentikan gerakan pantatku segera
kulumat mulutnya yang sedikit terbuka dan.
yess! Usahaku berhasil! Semakin lama kulihat
matanya mulai meredup kembali dan tubuhnya
mulai bergoyang kekanan dan kekiri
mengimbangi gerakan tubuhku, aku semakin
bernafsu. "ahhh. ohhhh." desisnya perlahan.
Untuk semakin membuatnya bernafsu
kuarahkan jilatanku ke leher dan bawah telinga
Sri lalu yang terakhir kukulum dan sedot secara
bergantian kedua bukit kembarnya yang putih
dan mulus sambil kuselingi dengan jilatan2 cepat
"mmmhhhhh.. " serunya lirih semakin bernafsu.
Setelah kurang lebih sepuluh menit kemudian.
"Banghh. aku mau kencing lagihh." ucapnya lirih
tapi tidak kujawab malah semakin kupercepat
gerakan memompaku diatas tubuhnya karena
kurasakan juga sesuatu dari dalam kontolku
yang akan melesak keluar. "Ahhh. uhhh."
desahan Sri semakin liar seiring dengan gerakan
pantatnya yang semakin kuat sehingga tanpa
disadari posisi kami sekarang sudah mepet
didinding kamar nenek, aku juga nggak mau
kalah pompaan pantatku diatas tubuhnya
semakin liar bahkan menjurus kasar. Lalu tiba-
tiba Sri memelukku serta mengangkat pantatnya
tinggi-tinggi secara reflek aku juga mengangkat
pantatku untuk menjaga agar batang
kemaluanku tidak terlanjur menjebol
keperawanannya dan. "aaaaaaahhhh." desahnya
panjang ketika mengalami orgasme hebat untuk
kedua kalinya, kurasakan denyutan vagina yang
sangat kuat pada kepala kontolku yang sedang
berada didalamnya membuat sensasi
kenikmatan yang tidak terhingga pada diriku
sehingga tanpa dapat kutahan secara tiba-tiba
batang kontolku berdenyut keras lalu. "aaahhhh..
" crot.! crooott. crooot! Cairan spermaku juga
menyusul menyembur dengan keras kedalam
liang vagina Sri membasahi rongga
kemaluannya yang juga sudah penuh dengan
lendir sehingga cairan spermaku ada yang
meleleh keluar.
Kupeluk erat tubuh Sri yang sudah bermandikan
keringat, untuk beberapa saat lamanya kami
berpelukan sambil terpejam dengan sepertiga
batang kemaluanku tertancap di vaginanya. Ada
sekitar lima sampai enam kali semprotan
kurasakan dari ejakulasiku tadi yang membuat
liang vaginanya terasa becek, kemudian kucabut
batang kontolku yang sekarang terlihat kemerah-
merahan karena jepitan vagina Sri yang masih
perawan itu. Kuambil celana dalamku yang
tergeletak disamping tubuhnya lalu kuusapkan
disekitar liang vaginanya untuk membersihkan
lelehan air maniku agar tidak tumpah ke atas tikar
nenek, sekilas baunya seperti aroma pemutih
pakaian. "Tadi abang kencing didalam memek Sri
ya?" tanyanya pelan, aku lalu tersenyum "Itu
bukan kencing Sri, tapi sperma abang. itu
tandanya abang sudah sampai di puncak
kenikmatan sama seperti kamu" jawabku sambil
membetulkan posisi badanku. Kemudian
kukecup lembut bibirnya lalu berkata
"Terimakasih sayang, memekmu sangat enak"
lalu dipeluknya aku seraya berbisik "Sama-sama
Bang, punya Abang juga enaaak banget nanti
setiap malam kita begini lagi ya Bang?" ujarnya
lirih sambil tersenyum manis sekali.
Malam itu kami tertidur sambil berpelukan
sampai terbangun sekitar jam setengah empat
pagi saat ayam mulai berkokok, kemudian kami
berpakaian kembali dan merapikan diri agar tidak
ada orang dirumah nenek yang curiga atas
kejadian tadi malam.


Adult | GO HOME | Exit
1/652
U-ON

inc Powered by Xtgem.com